Model Kelembagaan Terpadu Pencegahan Kebakaran Hutan Dan Lahan Di Kabupaten Kepuluan Meranti Provinsi Riau

Jufri Jufri, Sujianto Sujianto, Bintal Amin, Efriyeldi Efriyeldi

Abstract


Riau is one of the most vulnerable provinces to forest and land fires in Indonesia, Meranti Islands Regency Riau Province is one of the worst places. Forest and land fires in the Meranti Islands Regency occur during the dry season. Various prevention efforts have been carried out by the government. Meranti Islands Regency 60% is this peat area which causes opportunities for forest and land fires. This study analyzes: 1) the causes of forest and land fires in the Meranti Islands Regency, 2) the impact of forest and land fires on ecology, social and economy, 3) local wisdom owned by communities who are able to protect forests and land, 4) find prevention models forest and land fires based on integrated and effective institutions. This study uses a survey method. The data obtained were analyzed descriptively by using the mix methods approach by combining two forms of quantitative and qualitative approaches. Data analysis uses statistics with Pearson Correlation test and SWOT analysis. The results of the analysis concluded that the most dominant variables causing forest and land fires in the Meranti Islands Regency were socio-cultural conditions (69.06%) , this also has an impact on socio-cultural factors (62.68%). local wisdom in the community is one effort that can prevent forest and land fires, is the tradition of sago planting and bele kampung tradition. The results of the SWOT analysis produce an alternative S-O (Strenghts-Opportunity) strategy in cell 1 position with the power to take advantage of opportunities. The model for preventing forest and land fires based on integrated institutions is: 1) government, 2) research institutions are universities, 3) community institutions such as the Fire Concern Society (MPA).


Keywords


Forest and land fires; Local wisdoM; Institutional model of Meranti Islands Regency

Full Text:

PDF

References


Adinugroho, W.C., Suryadiputa, I.N.N., Saharjo, B. H., dan Siboro, L. 2005. Panduan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Gambut Bogor: Wetlands International-IP, ISBN: 979-95899-8-3.

Aiken, S.R. 2004. Runaway Fires, Smoke-Haze Pollution, and Un-natural Disesters in Indonesia. The Geographical Review 94 (1) : 55-79.

Asdak, C. 2002, Hidrologi Dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, Gajah Mada. University Press, Yogyakarta.

Creswell, John W. 2010. Research Design, Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed.Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Darmawan, B. 2015. Rancangan Bangun Model Pencegahan Kebakaran Ekosistem Hutan Rawa Gambut (Studi Kasus di Kecamatan Teluk Meranti Kabupaten Pelalawan , Provinsi Riau, Disertasi Program Pasca Sarjana Ilmu Lingkungan Universitas Riau, Pekanbaru.

Gunawan, H, S. Kobayasi, K. Mizuno, and Y. Kono, 2012. Peat Swamp Forest Types and Their Regeneration in The Giam Siak Kecil-Bukit Batu Biosphere reserve, Riau. Indonesia. Mires and Peat, Vol 10. International Mire Conservation Group and International Peat Sociaty. Helsinki.

Hafni, R. 2015. Analisis Dampak Rehabilitasi Hutan Magrove terhadap Pendapatan Masyarakat Desa Lubuk Kertang Kabupaten Langkat. Jurnal Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. 3 (2).

Hariyanto, B. 2011. Manfaat Tanaman Sagu (Metroxylon sp) Dalam Penyediaan Pangan Dan Dalam Pengendalian Kualitas Lingkungan. Jurnal J. Tek. Ling 12 (2).

Hergoualc’h,K, and L.V.Verchot, 2013. Greenhouse Gas Emission Factors Land Use and Land-Use Change In Southeast Asian Peatlands. Mitig Adapt Strateg Glob Change 25 (2).

Ibrahim. K., Gunawan, H. 2015. Dampak Kebijakan Konvensi Lahan Sagu Sebagai Upaya Mendukung Pogram Pengembangan Padi Sawah di Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara. Jurnal PROS SEM NAS MASY BIODIV 1 (5).

Irawan, Prasetya, 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi.

Jones, D.S. 2006. ASEAN and Transboundry Haze Pollutant in Southeast Asia. Asia Europa Jurnal Volume 4, Issue 3, pp 431-446.

KLH, 2010. Status Lingkungan Hidup. Kementrian Lingkungan Hidup. Jakarta.

Litta, H. 2012. Case Study One: TransboundaryHaze Pollutant. Regimes in South Asia. Pp89-138.DOI 10.1007/978-3-531-94276-6_5.

Masganti., Wahyunto., Ai Dariah., Nurhayati., dan Yusuf, R. 2014. Karakteristik dan Potensi Pemanfaatan Lahan Gambut Terdegradasi di Provinsi Riau. J. Sumberdaya Lahan 8 : 47-54.

Mulyadi, M. 2013. Pemberdayaan Masyarakat Adat Dalam Pembangunan Kehutanan (Studi Kasus Komunitas Battang di Kota Palopo, Sulawesi Selatan ). Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan 10 (4) : 224-234.

Noor, M. 2010. Lahan Gambut, Pengembangan, Konservasi, dan Perubahan Iklim. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Purnasari, 2011. Strategi Pencegahan Kebakaran Hutan Berbasis Masyarakat (Kajian Biofisik, Ekonomi, Sosial dan Budaya Masyarakat Kawasan Suaka Margasatwa Padang Sugihan Provinsi Sumatera Selatan), Tesis: Universitas Gadjah Mada.

Rahayu et al, 2013. Kesesuaian lahan bekas kebaakaran hutan sebagai upaya konservasi lahan di Gunung Panderman RPH Oro-Oro BKPH Pujon KPH Malang. Gamma, 6(2).

Rais, D. S., 2011. Hidrologi Lahan Gambut dan Peranannya Dalam Kelestarian Lahan Gambut Tropis Indonesia: Prosiding Simposium Nasional Ekohidrologi Jakarta. Wetland International Indonesia Programmme.

Rencana Tata ruang dan Wilayah Kabupaten Kepuluan Meranti, 2011. RTRW Meranti-Bappeda, 2011-2031

Saharjo, B.H.1999. Study of Forest Fire Preventive For Fast Growing Tree Species Acacia Magium Plantation in South Sumatera, Indonesia. Kyoto University, Graduate School of Agriculture.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D Alfabeta.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sumantri, 2003. Prinsip Pencegahan Kebakaran Hutan. IPB Press. Bogor.

Suratmo, F.G., E.A. Husaeni, N. Surati Jaya. 2003. Pengetahuan Dasar Pengendalian Kebakaran Hutan. Pedoman Nasional Pengendalian Kebakaran Hutan. Institute Pertanian Bogor.

Suwondo, Arnel.I, Arneliwati, Isnaini.Z.L, Prayitno.A, Gunawan.H, Arifudin, Susilawati. 2015. Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan: Penguatan Program Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan (karhutla) Berbasis Masyarakat. UR Press.

Syaufina L. 2008. Kebakaran Hutan dan Lahan di Indonesia Perilaku Api, Penyebab, dan Dampak Kebakaran. Malang (ID): Bayumedia.

Tacconi, L., Jotzo, F.,Grafton, F.Q. 2008. Local Causes. Regional Co-opration and Global Financing for Environmental Problems. The Case of Southeast Asian Haze Pollution. Int Environ Agreements (2008) 8:1-16. DOI 10.1007/s10784-007-9057z.

Tianotak, N. 2010. Perlindungan Hukum Atas Hak Asasi Masyarakat Adat Dalam Pengelolaan Sumber Daya Hutan di Provinsi Maluku. Jurnal Sasi 16 (4) : Bulan Oktober-Desember 2010.

Wahyunto., Ritung, S., Nugroho, K., Sulaiman, Y., Hikmarullah., Tafakresnanto, C., Suparto., dan Sukarman. 2013a. Peta Arahan Lahan Gambut Terdegradasi di Pulau Sumatera Skala 1:250.000 Badan Litbang Pertanian, Kementerian Pertanian . Bogor.

Wahyunto., Ai Dariah., Pitono, D., dan Sarwani, M. 2013b. Prospek Pemanfaatan Lahan Gambut untuk Perkebunan Kelapa Sawit di Indonesia. Perspektif 12 (1) : 11-12.

Wosten, J.H.M., Ismail, A.B., and van Wijk, A.L.M. 1997. Peat Subsidence and Its Practical Implications: A Case Study In Malaysia. Geoderma.

Zubaidah, A., Dirgahayu, D., Sariwulan, B. 2005. Pengaruh Anomali Curah Hujan Terhadap Potensi Kebakaran Hutan /Lahan di Pulau Sumatera Pertemuan Ilmiah Tahunan MAPIN XIV. Jakarta: Lapan




DOI: http://dx.doi.org/10.31258/dli.5.2.p.63-75

Refbacks

  • There are currently no refbacks.