Hubungan Kepadatan Hunian dan Sosial Ekonomi dengan Kejadian Penyakit Tuberculosis Paru Studi Kasus di Wilayah Kerja Puskesmas Belakang Padang, Kelurahan Pecung Kecamatan Belakang Padang Kota Batam

Ice Irawati, Hengky Oktarizal, Ade Haryanto

Abstract


One of the main factors causing the high rate of pulmonary tuberculosis is occupancy density and socioeconomic. The purpose of this study was to study the relationship of occupancy density and socioeconomic with the incidence of pulmonary tuberculosis in Pecung Subdistrict, Balakang Padang District, Batam City (Belakang Padang Community Health Center) in 2019.This study uses a cross-sectional study, the sampling technique uses simple random sampling where the sample is taken 90 samples, primary data is obtained by using questionnaire, data analysis by bivariate using chi-square test (>0.05).The results of this research about the relationship between Occupancy Density with Pulmonary tuberculosis a value of p = 0,000 (pV<0.05), and there is a Socio-Economy relationship with pulmonary tuberculosis disease with a value of p = 0,000 (pV> 0.05. Expected promotion health by community health
center For the community to increase awareness of life and a Healthy environment.


Keywords


Occupancy density; Socio-economy; Pulmonary tuberculosis

Full Text:

PDF

References


Sabirin, et al., 2012. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian TBC Paru diWilayah Kerja Puskesmas Bolanglintang. Jurnal Zaitun. Vol.1 No.2.2012.

Andreas, et al., 2012. Faktor Risiko Lingkungan Fisik Rumah dan Karakteristik Wilayah Sebagai Determinan Kejadian Penyakit Tuberkulosis Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Sentani Kabupaten Jayapura Provinsi Papua.Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia.Vol.11 No.1.2012.

Dinkes, Provinsi Kepulauan Riau. 2017. Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau: Tanjung Pinang.

Dinkes Kota Batam. 2018. Profil Kesehatan Kota Batam: Batam.

Dinkes Kota Batam. 2017. Profil Puskesmas Belakang Padang: Belakang Padang.

Dirhamsyah. 2006. Pengelolaan Wilayah Pesisir Terintegrasi di Indonesia dalam Oceana Volume XXXI, Nomor 1, Tahun 2006.

Sejati dan Sofiana (2015). Faktor-Faktor Terjadinya Tuberkulosis.Jurnal Kesehatan Masyarakat. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan.

Dirjen Yankes Kemenkes RI (2019). TB Paru. http://yankes.kemkes.go.id/read-tb-paru-4222.html

Kemenkes RI. 2015. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberculosis: Jakarta.

Kemenkes RI.2016. Profil Data Kesehatan Indonesia: Jakarta.

Nawawi M. Noer. 2018. Sosial Ekonomi Masyarakat Pesisir.https://www.kompasiana.com/nawawinoer/5ab89b56dd0fa868be7e2612/sosial-ekonomi-masyarakat-pesisir?page=all

Notoatmodjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta: Jakarta.

Surakhmi et al., Analisis Faktor Risiko Kejadian TB Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Kertapati Palembang.Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat. Vol.7 No.2016.

Pemerintah Kota Batam. 2018. Profil Kelurahan Pecung: Belakang Padang.

Rohayu, Nurliza, Yusran Sartiah, Ibrahim Karma. Analisis Faktor Kejadian TB Paru BTA Positif pada Masyarakat Pesisir di Wilayah Kerja Puskesmas Kadatua Kabupaten Buton Selatah Tahun 2016. Fakultas Kesehatan.

WHO. 2013 Global Tuberculosis Report 2017. Geneva: World Health




DOI: http://dx.doi.org/10.31258/dli.7.1.p.8-12

Refbacks

  • There are currently no refbacks.